Memeriksakan janin ke dokter kandungan untuk mencegah berbagai penyakit dan kelainan lahir, dapat mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Salah satunya adalah down syndrome. Down syndrome adalah gangguan perkembangan janin yang diakibatkan oleh kelainan pada kromosom 21. Kromosom yang seharusnya membelah dua, karena suatu hal malah membelah menjadi tiga bagian.
Ibu hamil dengan usia di atas tiga puluh lima tahun memiliki faktor resiko yang lebih besar untuk melahirkan anak dengan kondisi down syndrome. Namun kini kemungkinan perkembangan janin di dalam kandungan mengalami kondisi ini dapat dideteksi dengan beberapa tes. Di antaranya:
USG Dan Tes Darah
Dengan USG dokter bisa melihat kondisi janin di dalam kandungan. Salah satu petunjuk adanya kemungkinan down syndrome adalah penebalan di sekitar daerah tengkuk. Hal ini dikarenakan jantung tidak bisa mengalirkan darah dengan sempurna. Jika hal ini terdeteksi, maka dokter akan melakukan tes darah pada ibu hamil. Keakuratan kombinasi dua tes ini mencapai 85%.
Fetal DNA Test
Tes ini dilakukan dengan mengambil sampel darah ibu dan memeriksa kromosomnya. Jika positif ditemukan adanya kelainan pembelahan pada kromosom (trisomy 18 dan trisomy 21), maka anak yang akan dilahirkan positif down syndrome.
Amniocentesis
Tes ini dilakukan pada usia kandungan 16-20 minggu, dengan cara menyuntikkan jarum kecil dan panjang ke dalam rahim Untik mengambil kira-kira 20 mililiter air ketuban. Hasilnya cukup akurat, sekitar 97%. Namun efek samping yang ditimbulkan juga tinggi. Ads resiko janin cetera, ketuban pecah dini, dan keguguran.
iGene Laboratory Test
Tes ini dilakukan saat usia kehamilan sudah menginjak 10 minggu. Caranya dengan mengambil sampel darah ibu dan mengirimkan sampel tersebut ke Singapura untuk diteliti. Butuh 5-7 minggu untuk mendapatkan hasilnya.
Ketiga Tes di atas dapat mendeteksi adanya kelainan termasuk down syndrome pada janin. Jika perkembangan janin telah terdeteksi sejak dini, maka orang tua dapat menyiapkan diri dengan lebih baik.